
Baca lagi...
"I killed half the Jews and left the other half for you to discover why I killed the first""Saya bunuh separuh orang Yahudi & meninggalkan separuh lagi untuk kamu mengetahui kenapa saya bunuh mereka"
"Apabila urat tangan itu bertemu, ia akan menjadi huruf 'ba'. titik 'ba' letak
di hati kita. Kedudukannya rendah dari tangan yang kita tadah. Setiap huruf
hijaaiyah di dalam al-Quran, Allah perintahkan satu malaikat menjaganya. Maka
malaikat yang menjaga huruf 'ba' bernama 'Har Hayaail'. Malaikat ini akan
mengangkat doa kita terus menghadap Allah tanpa sebarang perantara. Oleh itu,
berdoalah bersungguh-sungguh dengan penuh pengharapan,"
"Hendaklah kamu baca al-Quran selagi ia boleh melarangmu"
"Bahawa al-Quran diturunkan supaya manusia beramal dengannya. Jangan dikata al-Quran itu tidak sesuai & ketinggalan zaman, kata-kata ini hanya layak keluar dari mulut orang kafir. Ada antara umat Islam baca al-Quran sejak dari surah al-Fatihah hingga tamat 30 juzuk, tidak cicir walau sebutir huruf, kalau ada yang cicir hanyalah amalannya"
KEM SOLAT REMAJA BESTARI 2009
“Menghiasi Dunia Remaja dengan Sunnah”
TARIKH 24-26 Januari 2009 (Sabtu - Isnin)
TEMPAT Masjid Hasanah Bangi
ANJURAN INTIS Consultant
Dengan kerjasama
Masjid Hasanah Bangi Mahasiswa dan Mahasiswi IPT
Sila klik di sini untuk maklumat lengkap.
Baca lagi...22hb JANUARI 2009 / 25 MUHARRAM 1430H (KHAMIS)
Selepas Solat Maghrib
di
MASJID UKM BANGI (peta)
Muslimin & Muslimat dijemput hadir
Baca lagi...Ada banyak jenis hijrah. Ada yang semula hidup bergelimang dosa berubah menjadi Islami. Ada yang semula kafir menjadi Islam. Dan, ada juga yang berupaya keras keluar dari jurang kemiskinan dengan cara yang halal.
Untuk ini Jamil Azzaini, Direktur Dompet Dhuafa (DD) Republika & Direktur Pesantren Wirausaha Agribisnis Abdurrahman bin Auf di Klaten, Jawa Tengah, punya kisah hidup yang menarik. Berikut kisahnya:
Ia lahir dari orang tua yang kurang berpendidikan. Ayahnya cuma lulusan SR (sekolah rakyat), sementara ibunya tidak tamat SD (sekolah dasar).
27 tahun lalu, Jamil kecil tinggal bersama keluarganya di sebuah gubuk terbuat dari bambu, di tengah hutan di Lampung.
Kampung terdekat dengan gubuk tersebut berjarak kurang lebih 2 kilometer. Agar aman dari binatang buas, gubuk tersebut dibuat memanggung. Barisan pokok singkong mengelilingi gubuk yang hanya memiliki 1 tempat tidur itu.
Di depan gubuk tersebut ada sungai kecil dengan air yang sangat jernih. Setiap hari Jamil Jamil bermain air & mandi bersama adik & kakaknya di situ. Untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk, Jamil sering memancing ikan di rawa kecil di dekat tempat tinggalnya. Suatu saat, ketika Jamil sedang memancing, ayahnya datang & duduk di sampingnya.
"Mil, bapak punya cerita tentang kerang mutiara & kerang rebus. Sambil mancing kamu dengarkan ya," kata sang bapak.
Beliau kemudian bertutur: "Seekor kerang belia ketika mencari makan akan membuka penutup badannya. Maka saat itu, pasir pun masuk ke dalam badannya. Sang, kerang menangis,'Bunda, sakit bunda, sakit, ada pasir masuk ke dalam tubuhku.' Sang ibu menjawab, 'Sabarlah nak, jangan kau rasakan sakit itu, bila perlu berikan kebaikan kepada sang pasir yang telah menyakitimu.'
Kerang belia itu masih menangis, namun air matanya ia gunakan untuk membungkus pasir yang masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini terus menerus ia lakukan. Rasa sakit itupun mulai berkurang bahkan kemudian hilang. Ajaibnya, pasir itu justru berubah menjadi butiran yang sangat cantik, menjadi mutiara.
Ketika dipanen & kemudian dijual, ternyata kerang yang berisi mutiara itu harganya sangat mahal. Sementara kerang lain yang tak pernah merasakan sakitnya pasir cuma menjadi kerang rebus yang dijual murah, bahkan diobral di pinggir-pinggir jalan."
Sang ayah menarik nafas sebentar, lalu meneruskan ceritanya.
"Kalau kamu tidak pernah mendapat cobaan & merasakan sakit, maka kamu akan seperti kerang rebus, yakni menjadi orang murahan. Tapi, kalau kamu mampu menghadapi cobaan bahkan mampu memberikan manfaat kepada orang lain ketika sedang mendapat cobaan itu, maka kamu akan menjadi seperti kerang mutiara."
"Mil, kerang rebus diobral di pinggir jalan sementara mutiara dijual mahal, diletakkan di tempat terhormat, & dikenakan oleh orang-orang terhormat. Hidup itu pilihan Mil. Kamu bisa memilih hendak menjadi kerang mutiara atau kerang rebus. Semua terserah kepada kamu."
Sang ayah kemudian bertanya, "Kamu memilih menjadi apa, Mil?"
Jamil menjawab, "Saya ingin menjadi kerang mutiara Pak!".
Cerita itu sangat mempengaruhi perjalanan hidup Jamil selanjutnya. Ketika duduk di SMP, ia harus mencari biaya sendiri untuk membayar SPP. Selepas subuh, Jamil sudah pergi ke kebun karet untuk mengambil getah dari perkebunan karet di PTP X. Pekerjaan itu bisa ia tuntaskan sebelum jam 7 pagi. Ia dibayar 4,000 perak selama sebulan.
Kerana pekerjaan itu, aroma tak sedap kerap menempel di tangannya. Walau dicuci dengan sabun, aroma itu tetap tak hilang. Tak heran jika di sekolah, tangannya sering diludahi teman-teman. "Sekali waktu ludah teman saya mengenai wajah saya. Saya sempat menangis kepada ayah & menyatakan berhenti dari pekerjaan itu," cerita Jamil.
Namun, ayahnya mengingatkan kembali cerita itu. "Kamu mau jadi kerang mutiara atau kerang rebus?" katanya. Jamil pun kembali bersemangat menghadapi semua kegetiran itu.
Ketika lelah mengayuh sepeda sepanjang 23 km menuju sekolah SMAN Way Halim di Bandar Lampung, ia juga selalu mengingat cerita itu. Waktu terus berlanjut. Karena kepintarannya, Jamil diterima kuliah di IPB, Bogor, Jawa Barat. Namun, ia tak punya ongkos untuk pergi ke Bogor. Terpaksalah Jamil & ayahnya mencari pinjaman ke salah seorang tetangga di kampung.
"Alhamdulillah Pak, Jamil diterima di IPB. Tapi saya tidak punya wang untuk memberangkatkan dia. Tolong pinjuami saya wang 300,000 rupiah saja," ayahnya berkata kepada sang tetangga.
Sambil menghisap rokok, tuan rumah itu menjawab, "Wah hebat, bisa diterima di IPB, tapi kalau ngak punya wang ya ngak usah panjang angan-angan. Sudah tahu miskin, lho kok mau kuliah. Baru mau berangkat saja sudah pinjam. Bagaimana nanti biaya bulanannya? Apakah bertahun-tahun mau pinjam wang terus?"
Dihina begitu sang ayah tertunduk lemas. Jamil tak tahu apa yang bergemuruh di benak ayahnya ketika itu. Tak terasa butiran air mengalir di pipi Jamil, tapi dibiarkannya. "Bagi saya itu seperti air mata kerang belia yang sedang membungkus pasir yang masuk ke dalam tubuhnya," cerita Jamil.
Singkat cerita, pria kelahiran Kutoarjo, 9 Augustus 1968, itu akhirnya berangkat ke Jakarta dengan bekal seadanya. Dengan tekad ingin mengangkat darjat keluarga, Jamil akhirnya bisa mengawali kuliahnya di Program Studi Penyuluhan & Komunikasi Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
Tentu saja dengan bekal yang sangat minim, Jamil muda lagi-lagi harus menghadapi kegetiran demi kegetiran. Ia terpaksa harus menumpang tidur di masjid kampus kerana tidak bisa menyewa kamar kost sendiri. Beberapa kali ia juga pernah menumpang di tempat kost teman-temannya.
Untuk menghemat bekalnya, seringkali ia hanya makan sehari sekali. Namun, begitu kuat niatnya untuk mengubah nasib, ia terus bertahan dengan berjualan koran, buku & menjadi penjaga masjid.
Allah maha Adil, dengan keyakinan kuat akan cita-cita, mental tegar & semangat kerja kerasnya, serta bermodal kecerdasannya, ia mulai membuka usaha bimbingan belajar. Sejak itu perjalanan hidup ayah 4 putra, alumni Program Studi Magister Manajemen Agribisnis Program Pascasarjana IPB itu menuai banyak keberkahan.
Kini aktivis dakwah semasa kuliah itu masih diamanahi sebagai pengurus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Selain itu, ia juga membangun lembaga edukasi Kubik Training & Consultancy. Kepada setiap peserta training ia selalu berkata, "Saya telah memilih menjadi kerang mutiara. Bagaimana dengan anda?"
Oleh: Deka Kurniawan/Suara Hidayatullah (Edisi Januari 2008)
Sumber : manchuping.blogspot.com
Baca lagi..."Dan telah Kami nyatakan kepada Bani Israil di dalam Kitab itu:
"Sesungguhnya kamu akan melakukan kerosakan di bumi (Palestin) dua kali, dan
sesungguhnya kamu akan berlaku sombong angkuh dengan melampau" [al-Israa' 17:
4]
"Maka apabila sampai masa janji (membalas kederhakaan kamu) kali yang
pertama dari dua (kederhakaan) itu, Kami datangkan kepada kamu hamba-hamba Kami
yang kuat gagah dan amat keras serangannya lalu mereka menjelajah di segala
ceruk rantau (untuk menyerang dan mengusir kamu); dan (sebenarnya peristiwa itu)
adalah satu janji yang benar-benar berlaku" [al-Israa' 17: 5]
"Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka Jahanam banyak dari jin dan manusia yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti keesaan Allah) dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah orang-orang yang lalai" [al-A'raaf 7: 179]
Daripada Abu Sa'eed al-Khudri
radhiyallahu `anhu beliau berkata: aku mendengar Rasulullah sallallaahu `alayhi
wa sallam pernah bersabda: Sesiapa dari kalangan kamu yang melihat kemungkaran,
maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Andai tiada kemampuan untuk
berbuat demikian, maka
hendalah dia mengubahnya dengan lisannya. Dan jika
beliau tidak mampu untuk berbuat begitu, maka hendaklah (dikecam) dengan
hatinya. Dan demikian itu adalah selemah-lemah iman [Hadith riwayat
Muslim]
"Kemudian, Kami kembalikan kepada kamu (Yahudi) kekuasaan
untuk mengalahkan mereka, dan Kami perpanjangkan kepada kamu dengan banyaknya
harta kekayaan dan anak pinak, serta Kami jadikan kamu kaum yang lebih ramai
pasukannya" [Al-Israa' 17: 6]
"Dan jika kamu kembali, maka Kami pula akan kembali .." [al-Israa' 17:
8]