Betapa banyak orang yang sulit sekali berubah. Kenikmatan & kemapanan telah membutakan mata hatinya. Teguran Allah SWT sama sekali tak dihiraukan.
Artis Roy Marten mungkin salah satu contohnya. Pengalaman pahit hidup di penjara selama hampir 1 tahun tak membuat ia jera. Penyesalan hanya terucap di mulut. Di hati sesungguhnya ia mengingkarinya. Ia mengulangi kesalahn yang sama, jatuh ke dalam dekapan narkoba.
Mengapa orang sulit sekali berubah, hijrah dari kebiasaan buruk kepada kebiasaan baik? Mengapa orang gampang sekali terperosok ke dalam lubang yang sama? Mengapa harus jatuh korban dahulu baru mata hati kita terbuka?
Padahal, hijrah yang kita lakukan tak menuntut pengorbanan yang terlalu besar seperti yang dialami oleh Rasulullah SAW & para sahabat. Dulu, ketika Rasul SAW & para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah, harta & tahta harus ditinggalkan. Istri harus terpisah dari suaminya. Anak tercerai dari orang tuanya.
Bahaya tak sedikit mengancam di perjalanan. Pergi meninggalkan rumah dengan mengendap-ngendap di tengah kegelapan, menembus padang pasir yang begitu luas. Anak panah bisa saja sekonyong-konyong melesat mengakhiri hidup.
Kini, hijrah cuma persoalan kemauan. Niatkan dengan setulus hati bahawa kita hendak berubah menjadi lebih baik karena Allah SWT, tinggalkan perbuatan dosa & maksiat, jagalah pergaulan dari lingkungan yang rosak, & beribadah baik dalam keadaan sulit maupun senang.
Nah, apalagi yang kita tunggu? Segera hijrah sebelum terlambat! Penyesalan selalu datang terakhir. Jangan sampai kita menyedari setelah Allah SWT menegur kita dengan cubaan yang amat berat kita pikul. Atau, maut keburu menjemput kita.
Sumber : Mahladi/Suara Hidayatullah (Edisi Januari 2008)
KALENDAR KULIAH PENGAJIAN SURAU AN-NUR
Saturday, January 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment