KALENDAR KULIAH PENGAJIAN SURAU AN-NUR

Sunday, March 22, 2009

Penelitian: Marah Lebih Memendekkan Usia

"Percaya tidak, semakin sering anda marah, semakin memendekkan usia anda. Begitu kata para pengkaji di AS dalam penelitan terbaru"
Para pengkaji mengatakan, kemarahan dan emosi tinggi dapat mendorong denyutan jantung untuk berhenti. Kajian sebelumnya memperlihatkan gempa bumi, perang atau kekalahan pada pertandingan bola sepak Piala Dunia dapat meningkatkan tingkat kematian akibat serangan jantung setelah denyutan organ tubuh penting ini berdenyut terlampau cepat atau dengan ketinggian yang membawa kepada jantung untuk berhenti berdenyut.
Keadaan tersebut berarti jantung berhenti mensirkulasi darah yang boleh membuat si pemilik jantung meninggal secara tiba-tiba.

"Keadaan tersebut diperlihatkan dalam cara yang berbeza saat anda berada dalam keadaan tertekan yang mendorong kepada kematian mendadak," kata Dr Rachel Lampert dari Yale University di New Heaven, Connecticut (AS).

Kajian dimulakan dengan memperhatikan bagaimana kemarahan boleh mempengaruhi sistem elektrik jantung. Lampert dan rakan-rakannya melakukan kajian terhadap 62 pesakit jantung dan menggunakan alat getar jantung yang dilekatkan ke tubuh mereka atau disebut ICD.

ICD boleh mengenalpasti irama jantung atau "arrhythimia", yang menghantarkan kejutan elektrik bagi memulihkan denyutan jantung normal.

"Mereka adalah orang-orang yang memiliki beberapa kecenderungan pada arrhythimia. Responden dalam kajian ini diminta bersenam untuk menghitung episod kemarahan mereka belakangan ini sementara itu kumpulan Lampert melakukan ujian yang disebut Pengatur Gelombang-T untuk mengukur ketidakstabilan elektrik pada jantung.

Kumpulan pengkaji secara spesifik mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan tujuan mengingat kembali episod-episod kemarahan mereka.

"Kami dapatkan dalam setting makmal bahawa rasa marah atau kemarahan boleh meningkatkan ketidakstabilan elektrik pada pesakit-pesakit ini," kata Lampert.

Selanjutnya, kumpulan pengkaji memantau responden selama tiga tahun untuk menentukan pesakit yang mendapat serangan jantung sehingga memerlukan alat kejut jantung dari benda getar yang dilekatkan pada tubuh mereka.

"Orang-orang yang mengalami ketidakstabilan elektrik akibat kemarahan tinggi 10 kali kemungkinan besar dibandingkan dengan yang lain yang mengalami gangguan arrhytmia," tambah doktor tersebut.

Kajian menunjukkan kemarahan boleh mendorong kepada kematian, setidaknya untuk orang-orang yang cenderung suka marah-marah sehingga menimbulkan gangguan elektrik pada jantung.

Kemarahan dan tekanan juga boleh mempengaruhi organ jantung yang normal tapi caranya berbeza dibandingkan dengan mereka yang memiliki ketidaknormalan pada salah satu organ tubuh penting tersebut. Kematian akibat jantung secara tiba-tiba mencapai lebih dari 400.000 setiap tahun di AS.

Sumber : Hidayatullah.com (sila klik di sini untuk melihat artikel asal)

No comments: